Dari
sekian banyaknya model-model pembelajaran, secara umum ada tiga model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk karakteristik anak usia Sekolah
Menengah Pertama (SMP), yaitu:
1.
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pengetahuan
dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu; pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan procedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang
sesuatu konsep. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana
seseorang melakukan sesuatu. Model pembelajaran langsung dirancang secara
khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan procedural
maupun pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
langkah demi langkah.
Metode
yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode
Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain. Model ini harus dikemas melibatkan
terjadinya interaksi multi arah. Model pembelajaran langsung mempunyai
fase-fase penting diantaranya :
·
Fase pendahuluan, pada fase ini guru
menyampaikan kompetensi apa yang harus dicapai siswa setelah proses
pembelajaran, memotivasi belajar, mengingatkan materi prasyarat.
·
Fase Presentasi materi,guru dengan
menggunakan metode ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya
Jawab).
·
Kemudian fase terakhir guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih, menyimpulkan hasil belajar dan
memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Sumber : Drs. Sumardi
Pengembangan Model Pembelajaran, Widyaiswara LPMP Yogyakarta
2.
Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam
suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan
sesuatu untuk tujuan bersama. Model kooperatif merupakan model pembelajaran
yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan
kerjasama antar siswa. Dengan demikian, metode mengajar yang digunakan guru adalah
diskusi kelompok. Adapun ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain :
a. Untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan, siswa belajar dalamkelompok.
b. Kelompok
dibentuk dari siswa dengan memperhatikan kemampuan, gender, ras, budaya dan
suku.
c. Penghargaan
diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Pembelajaran
kooperatif mempunyai tujuan penting, yaitu :
1) Hasil
Belajar Akademik. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proses konstruksi
siswa terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
2) Penerimaan
terhadap keberagaman. Menumbuhkembangkan interaksi sosial bagi siswa. Siswa
akan lebih mudah menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan
latar belakang.
3) Pengembangan
ketrampilan social. Mengembangkan saling percaya dengan berbagi tugas dalam kelompok,
aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mempresentasikan dan lain-lain.
Langkah
dan kegiatan guru dalam Model Pembelajaraan Kooperatif.
Fase
Indikator Kegiatan Guru
1) Apersepsi
Guru menyampaikan kompetensi yang harus ditunjukkan siswa, memotivasi siswa, mengingatkan
materi prasyarat
2) Menyajikan
informasi Guru menyampaikan informasi secukupnya, berupa cara kerja, atau cara
menyelesaikan tugas
3) Membentuk
Kelompok Guru memberikan arahan cara membentuk kelompok
4) Membimbing
kelompok bekerja Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang memerlukan
5) Evaluasi
Guru melakukan kesimpulan akhir, evaluasi proses maupun hasil belajar
6) Memberikan
penghargaan Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok maupun
individual
3.
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)
Model
PBM (Problem Based Instruction) adalah suatu metode yang
diajarkan
dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan
masalah
yang ada kemudian akan dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model
Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk:
a. Membantu
siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan memecahkan masalah.
b. Belajar
menjadi peranan sebagai orang dewasa.
c. Belajar
Mandiri.
Pelaksanaan
model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai berikut :
1) Penetapan
Tujuan Guru mendeskripsikan tujuan model pembelajaran masalah.
2) Merancang
situasi masalah. Guru merumuskan masalah yang akan dipelajari/ diselidiki
siswa. Masalah tersebut harus otentik, dan bermakna bagi siswa.
3) Organisasi
sumber daya dan rencana logistic Guru menyiapkan atau menginformasikan
material, sarana atau sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam
memecahkan masalah yang ada.
4) Orientasi
siswa pada masalah. Siswa diberikan pengertian bahwa tujuan pembelajaran
berdasarkan masalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, melainkan
siswa harus melakukan penelitian terhadap masalah penting untuk biasa belajar
mandiri.
5) Mengorganisasikan
siswa untuk belajar. Mengembangkan ketrampilan kerjasama antar siswa dan saling
membantu untuk menyelidiki masalah secara bergotong royong. Guru membantu siswa
yang memerlukan dalam merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan.
6) Assessment
dan
evaluasi. Sistem assessment yang
dilakukan adalah penilaian otentik yang menyangkut
penilaian proses berfikir siswa dan juga penilaian hasil belajar.